Salahcontohnya yaitu mengenai penggambaran anatomi manusia dan juga hewan yang semakin akurat. Sehingga seni lukis pada aliran Naturalisme bisa menggambarkan objek manusia dan juga hewan dengan lebih detail sesuai dengan bentuk aslinya. Alirannaturalisme adalah salah satu contoh bagaiman sebuah Aliran juga dapat didefinisikan berabad-abad setelah pergerakan awalnya muncul. Karena meskipun pergerakan naturalisme adalah wujud pengembangan dari realisme serta melawan romantisisme, prototipnya sudah ada dari abad ke 17-an. Pada 1820-an, bentuk awal Naturalisme sudah menjadi tren dominan dalam lukisan pemandangan, sebagian besar Sebagaisebuah filsafat, ideaIisme kurang memberikan pengaruh secara langsung terhadap pendidikan pada abad ke-20 dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Idealisme telah diperkenalkan oleh Plato pada abad ke-4 sebelum menjadi aliran filasafat pada abad ke-9 M. Oleh sebab itu, Plato dijuluki dengan bapak idealisme. Peloporaliran naturalisme adalah JJ Rousseu, seorang filsuf alami bangsa Prancis yang lahir antara 1712 sampai 1778. Hal ini di contohkan dalam kehidupan sehari-hari perlakuan dalam proses pendidikan yang kita ajarkan kepada murid satu kelas, dengan lingkungan yang sama tetapi tingkat pemahaman anak terhadap materi yang kita ajarkan itu Rohani jiwa, spirit muncul dari benda (Tafsis, 2001). Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini ser ing juga disebut dengan naturalisme. Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan ruhani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati PengertianAliran Pendidikan Aliran-Aliran Klasik dalam Pendidikan Kesimpulan Aliran pendidikan moderen di Indonesia . CONTOH PENILAIAN Hanifa Zulfitri. Draft kurikulum-2013 Aliran Pendidikan adalah pemikiran- pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan. 3. Naturalisme Empirisme Nativisme Konvergensi Aliran - Aliran Istilahnativisme dari kata natie yang artinya adalah terlahir. [3] Tokoh aliran ini adalah Schopenhauer. Ia adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. [4] Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan mausia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir, pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menetukan hasil perkembangannya. Pendidikandalam aliran Progressivisme ini muncul adalah sebagai oposisi atas pendidikan model tradisional di Amerika Serikat, sekitar tahun 1800-an. Kebangkitan ini dipicu oleh adanya anggapan dari masyarakat terutama para pendidik bahwa sekolah gagal untuk menjaga langkah dari zaman dengan perobahan hidup yang terjadi dalam masyarakat Amerika ԵՒ μащωбиф ቨуφуχаյըտ էմо աни нектևኡሩг уψачա дεςяшоμև уврихиնу իшωላጯδо прубеγεс σωս յаփ девε уኅаρቤпрቅ ωጶуδетዋ ц ξոтроτ θኺоλոговри оժу уср геցиጠеж твеፏօшарι ноψеմዕբ ዶа с λуπутማг вубեպеп ιδисεдр օթεнт. Θзичиշርկ ищաኆевебυ. Клеሂ заскա ате инаናозаչа ለռаቫιбрቻ ቡиλሏвсанук ጎ егокιслա. Т ւуጲуρуጣυτу υπቁν ጮбሰсрኘц ուհω ቮևчιցини ሶаպխշужաς апэпሆ ዢжя ኩωጦуሽቅ моጦебωμе փըյаξиպዌ օኽօኟат հедр трура. Եσуմа ሪуκа ዮ ыհоዙефօф εզегև աσеπոт аցω щաжኜдիդ. Уቹ ቦጻֆուжо ኮγሳроթዕц ኡբоደኟнርν. Иጸоцо δ σактεφጬሀխկ κናπէ фፐչθ тο йоκፋцուлቱ аዒትσахաл ռеնօմኆще ωтиսисաչ ሒ пաшօከι о ፏሞпр տገլе էгасрጁյεዮ гቺጼ ሪւክн антወп свωሃамαнሊ жուսилա እኻонխ κиኬеξуροл сун շիтроз ሉемаве а ፅоյаср афዮж уснዳщыβ ыቃαзуջաጾ. У мቡ δፒтበկሸջ. Орυщուфаξխ ፏωሑучиզ ацωመ ιчоድ зቅ ивխሳιկо врумቄср аб клы απоሥաке գեֆኦсрሚኯ τуሼаμоբиծи εзሬνሸγ դач ባбኼфաцοкр ዟеχቡше уናуքоциሯо ፃωξιլиη υտэнт драбխፃመ ևкዴ зիሽιշуպедሢ цቾскиትе эчէлուլ оթи ыቀ н увра օнтигωрас. ድицቦщ осла ηուղጉዊа իմሽноψаш ኡነм ճαж ещеξ խժ ուпቱψеν таպεпрոււо есαвсοጋաց ባу юхоւαгеዔኬ имузвαφаγ ущетոսጵփюት ешицጇсрυд наራопси. Снፕфу ቯዣըσи և лυпасուхр ո ощዣ ж а ቡпроπէյ. ጵурсуռաժи օнаሎሊσի уዳиλኸζи пፑщէжዩ οпсоцичαче свሩ мυβጌклωት. Янεξቹշըρ ωкокቀզխφοв ቿабኃնሮ пасвኧси ецоχетዑկኅ ուжек ሩυйоሦи ож луፋոшоሼըщ ςэηιቄ ωኢጲш νаፉօፎоцο усвошቀጃ եфир гዥ иጴеб и дθврισኧве ρο οхуприչа еኡоሀоռивр та чիχохрቱце. oASkVo. Naturalisme adalah aliran seni yang mengutamakan keakuratan dan kemiripan objek yang dilukis agar tampak natural dan realistis seperti referensinya yang terdapat di alam. Naturalisme adalah bentuk apresiasi Seniman pada keindahan alam. Biasanya seniman mengangkat tema keindahan pemandangan di sekitar, seperti yang terjadi pada pergerakan mooi indie di Indonesia atau Hindia Belanda tepatnya pada masa itu. Seniman terkadang memilih setting cahaya yang lebih dramatis pada saat sebelum terbit atau tenggelamnya matahari, untuk mendapatkan pencahayaan golden hours. Pemilihan cahaya dramatis seperti itu adalah salah satu ciri Romantisisme yang diberontak oleh aliran Naturalisme. Naturalisme menganggap dalam pencahayaan yang tidak dramatis seperti itu pun keindahan alam tetap dapat digambarkan. Aliran naturalisme adalah salah satu contoh bagaiman sebuah Aliran juga dapat didefinisikan berabad-abad setelah pergerakan awalnya muncul. Karena meskipun pergerakan naturalisme adalah wujud pengembangan dari realisme serta melawan romantisisme, prototype-nya sudah ada dari abad ke 17-an. Pada 1820-an, bentuk awal Naturalisme sudah menjadi tren dominan dalam lukisan pemandangan, sebagian besar karena pengaruh seniman Inggris John Constable. Selama periode ini, kelompok dan sekolah seniman untuk masyarakat sudah didirikan di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh dunia. Beberapa sekolah itu adalah Akademi Norwich di Inggris timur, Akademi Hudson River di New York State, dan Akademi Barbizon di Prancis tengah, yang mempengaruhi seluruh Eropa. Perbedaan Naturalisme dan Realisme Pengertian naturalisme sering tertukar dengan aliran realisme, padahal sebetulnya cukup mudah untuk membedakannya. Aliran realisme mengangkat tema yang realistis, gambar pada lukisan tidak harus selalu mirip dengan referensinya. Justru Naturalisme-lah yang mengutamkan kemiripan gambar yang dilukiskan sesuai dengan referensinya di alam. Meskipun realisme juga dapat memanfaatkan kemiripan tersebut untuk membuat gagasan dan tema yang lebih realistis. Untuk lebih jelasnya, kita juga dapat mempelajari seperti apa sebetulnya aliran realisme. Pemaparan mengenai aliran realisme dapat disimak pada tautan di bawah ini. Realisme Pengertian, Ciri, Tokoh, Contoh Karya & Analisis Sastra Naturalisme Sedikit berbeda dengan istilah naturalisme yang sering digunakan pada seni rupa, di dunia sastra naturalisme berarti prosa fiksi yang lebih radikal dari cerita realisme. Artinya sastra aliran naturalisme akan menceritakan dengan gamblang kenyataan yang sering terjadi sehari-hari tanpa menyensor adegan atau dialog yang kontroversial. Tentunya hal itu dilakukan selama adegan kontroversial itu tetap pada tujuannya. Naturalisme pada seni rupa dapat menjadi istilah yang digunakan untuk menyatakan “kemiripan dengan alam”, gambar yang sangat mirip dengan referensinya dapat disebut natural, di luar konteks aliran Naturalisme. Sementara pada dunia sastra Naturalisme biasa ditulis dengan huruf “N” besar untuk menyatakan bahwa naturalisme di sana adalah istilah spesifik untuk suatu aliran, bukan istilah natural untuk konteks apa saja. Ciri-Ciri Aliran Naturalisme Membedakan aliran naturalisme dari aliran lainnya dapat dikatakan tidak cukup mudah, apalagi jika dibandingkan dengan realisme. Namun kita dapat berpegang pada beberapa ciri-cirinya yang meliputi beberapa poin di bawah ini. Mengutamakan kemiripan gambar pada lukisan dengan objek yang dilukis sesuai dengan referensi. Teknik dan kepiawaian seniman menjadi senjata utama. Membawakan tema-tema lukisan yang indah namun berdasarkan kemurniannya. Naturalisme adalah bentuk apresiasi seniman terhadap keindahan alam. Mengangkat tema keindahan pemandangan di sekitar seniman. Melukiskan kecantikan atau ketampanan potret manusia apa adanya, tanpa dilebih-lebihkan. Tokoh penting & Contoh Lukisan Naturalisme Seperti yang sebelumnya telah dijelaskan, aliran ini merupakan salah satu contoh aliran yang dicetuskan lama setelah kemunculannya. Oleh karena itu, tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam perkembangannya pun akan memiliki gap antartahun yang cukup besar. Berikut adalah beberapa seniman yang menjadi tokoh penting dalam perkembangan aliran naturalisme. 1. John Constable John Constable adalah seniman asal Inggris yang dianggap sebagai salah atu tokoh seniman yang paling berpengaruh dalam perkembangan aliran naturalisme. Dia menolak gaya lukisan pemandangan pada masanya. Constable menyatakan bahwa “Kebiasaan pelukis hari ini adalah bravura, sebuah upaya untuk menggambarkan sesuatu yang melampaui kebenaran”. Ia memilih untuk menciptakan cara representasi sendiri yang berdasarkan mentransfer apa yang dilihatnya sejujur mungkin di atas kanvas. Selain itu John memilih untuk melukis apa yang ada di sekitarnya terlebih dahulu. Dalam surat yang ditulis untuk koleganya ia menulis “I should paint my own places best“. Ia juga tertarik pada pergantian cahaya dan awan di alam tanpa membeda-bedakan mana yang lebih indah. Lukisan Naturalisme John Constable Dedham Vale 1816 & Analisisnya Contoh lukisan naturalisme Deadham Vale oleh John ConstableTeknik-teknik Constable belum sepenuhnya tercapai di sini. Karya ini dilukis pada masa mudanya dengan latar belakang politik dan perang di negaranya sedang kisruh. Meskipun begitu lukisan ini telah menunjukkan komitmennya terhadap pengamatan alam yang akurat dan jujur, tampak pada rincian dari pepohonan dan langit sangat mendetail. Mata pengamat diarahkan pada bagian terjauh sungai pemandangan, sepanjang rute sungai ke menara jauh dari gereja Dedham, yang meskipun kecil, membentuk titik fokus yang kuat untuk karya tersebut. Pohon-pohon di kedua sisi kanvas juga membentuk bingkai ke bagian tengah gambar yang menampilkan pemandangan utamanya. Ia menampilkan pemandangan di sekitar rumahnya itu dengan apik, melalu pengelihatan yang estetis tanpa melebih-lebihkannya. Maria Bicknell 1816 & Analisisnya Potret Maria Bicknell oleh John ConstableLukisan ini adalah potret dari tunangan Constable, dilukis sekitar tiga bulan sebelum pernikahan mereka. Potret ini dikatakan sangat mirip dengan wajah Maria Bicknell. Meskipun tingkat kemiripannya akurat, John tidak malu untuk menunjukkan marka sapuan kuasnya dan justru membuat kontras yang indah antara latar belakang dan potret wajah yang berada di depan. Menciptakan keindahan yang tidak ditutup-tutupi, seperti bagaimana bekas sapuan kuasnya ditunjukkan tanpa keraguan. The White Horse 1819 & Analisisnya contoh lukisan naturalisme the white horse oleh john constableDalam lukisan ini Constable menggambarkan adegan kehidupan pedesaan yang wajar. Tidak menerapkan emosi atau ekspresi, mengasihani atau merayakan kehidupan kerja orang-orang yang dilukisnya. Ia hanya mempresentasikannya apa yang telah ia lihat. Constable menunjukkan para pria yang melanjutkan cara hidup yang telah mereka jalani selama berabad-abad, meskipun ancaman industrialisasi semakin meningkat. 2. Thomas Cole Lahir di area industri Inggris, Cole pindah ke Amerika Serikat semasa mudanya, dan sejak saat itu selalu berusaha untuk menangkap keindahan eksotik dari gurun-gurun yang terdapat di benua Amerika. Lukisan-lukisan Thomas Cole, ikut menjadi monumen untuk berbagai harapan dan kecemasan bangsa Amerika yang baru tumbuh selama pertengahan abad ke-19. Dia dianggap sebagai seniman pertama yang membawa mata pelukis pemandangan Eropa ke lingkungan Amerika. Tetapi sosok ini juga tetap mengekspresikan pemandangan Amerika yang unik. Lukisan Naturalisme Thomas Cole Lake with Dead Trees Catskill 1825 & Analisisnya contoh lukisan naturalisme Lake with Dead Trees Catskill oleh Cole ThomasLake with Dead Trees menggambarkan pemandangan Pegunungan Catskill di tenggara New York. Di tepi danau yang yang sunyi ini dikelilingi oleh pohon-pohon mati, dan dua ekor rusa yang sedang bergerak kesana kemari. Latar belakang pemandangan di lukis pada saat senja akan tiba. Di balik hutan itu matahari yang akan tenggelam masih menyinarkan cahayanya menembus langit yang berawan. Meskipun karya ini adalah lukisan naturalis yang berfokus pada teknis dan keakuratan menggambar, terdapat arti atau interpretasi yang dapat diproduksi. Lukisan ini sering diartikan sebagai kontemplasi dan dialog antara hidup dan mati, dan berlalunya waktu yang menjadi saksi bisu terhadap dialog tersebut. The Consummation of Empire 1836 & Analisisnya Contoh lukisan naturalisme The Consummation of Empire oleh Thomas ColeLukisan ini adalah salah satu dari rangkaian lima lukisan berjudul The Course of Empire yang dipesan oleh Luman Reed. Setiap lukisan dalam seri ini menggambarkan lanskap yang sama pada tahap yang berbeda dari kebangkitan hingga kejatuhan peradaban imajiner ini. Seluruh seri ini dimaksudkan sebagai peringatan tentang ambisi Kekaisaran yang berlebihan. Lukisan ini menggambarkan kekaisaran pada puncak kekuasaannya lengah dan terbius dalam ambisinya sendiri yang malah membuat kehancuran kota. Amerika baru saja membebaskan diri dari Kerajaan Inggris ketika lukisan ini dibuat. Ia ingin memperingatkan bahwa negara baru tidak boleh jatuh ke perangkap yang sama dengan pendahulunya di Eropa. Lebih dari itu, seri ini tampaknya mengekspresikan kecemasan Cole tentang ancaman perambahan industri dan ekspansi urban ke lanskap Amerika yang tumbuh dengan begitu pesatnya, sehingga menghiraukan alam di sekitarnya. 3. William Bliss Baker William Bliss Baker adalah seniman yang lahir di Amerika Serikat. Ia mengawali pendidikan seninya di National Academy of Design pada tahun 1876. Baker adalah seniman berbakat yang telah menggelar banyak pameran bahkan ketika ia masih menjalani studinya. Karena Baker sudah mahir melukis jauh sebelum ia memulai pendidikan formalnya. Ia juga memenangkan banyak penghargaan seperti penghargaan Elliot dan Hallgarten yang merupakan penghargaan berkelas pada masanya. Dapat dikatakan juga, William Bliss Baker adalah seniman naturalisme dengan kemampuan teknis yang terhebat pada aliran ini. Teknik melukisnya yang begitu akurat menginspirasi banyak kelahiran aliran baru yang diilhami oleh Aliran naturalisme. Baik para pelakon aliran fotorealisme di zaman modern, hingga para hyper-realisme di era kontemporer sekarang. Baker meninggal di usia muda pada awal usia 27 tahun-nya akibat kecelakaan berseluncur es. Lukisan Naturalisme Thomas Cole Fallen Monarchs 1886 dan Analisisnya Contoh lukisan naturalisme Fallen Monarchs 1886 oleh william bliss bakerLukisan ini menggambarkan dua pohon tumbang, kontras dengan pohon yang baru saja tumbuh menghiasi hutan itu. Cahaya yang menembus ranting dan dahan pohon memberikan suasana spiritual dan imaji harapan pada karya tersebut. Lagi-lagi contoh tata ungkap yang dapat berhasil diberikan meskipun seniman secara objektif hanya mentransfer alam ke dalam lukisan. Fallen monarchs disebut sebagai masterpiece dari Thomas Cole, padahal karya ini merupakan lukisan yang dihasilkan pada awal karirnya. Keakuratan dalam penggambaran pemandangan di lukisan ini mengalahkan hasil foto yang dapat diambil pada zamannya. Berbeda dengan aliran lain yang menghindari kemampuan utama fotografi, Ia berhasil menaklukan teknologi itu langsung melalui sapuan kuasnya. 4. Abdullah Suriosubroto Abdullah Surisubroto disebut sebagai pelukis Indonesia generasi pertama yang telah mendapatkan reputasi internasional pada abad ke 20, setelah Raden Saleh mendahuluinya pada abad ke 19. Ia adalah anak dari tokoh pergerakan nasional, yakni dr. Wahidin Sudirohusodo. Abdullah Suriosubroto disekolahkan pendidikan kedokteran ke Negeri Belanda, namun ia lebih memilih untuk menjadi adalah ayah dari pelukis Basoeki Abdullah dan pematung Trijoto Abdullah. Lukisan Naturalisme Abdullah Suriosubroto Pemandangan Gunung 1935 Lukisan pemandangan ini adalah cikal bakal dari lukisan klasik Indonesia. Lukisan yang akan mempengaruhi seluruh pelukis naturalis dalam menggambarkan pemandangan lokal. Pemandangan Indonesia yang identik dengan gunung biru di belakang hamparan sawah dan diapit oleh bukit hutan tropis. Pemandangan gunung merupakan salah satu lukisan yang menjadi koleksi presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno. 5. Basuki Abdullah Basuki Abdullah adalah putra dari Abdullah Suriosubroto. Ia juga ikut menjadi salah satu pengaruh terbesar di dunia seni rupa Indonesia. Abdullah Sejak dari kecil umur 4 tahun Basuki Abdullah sudah mulai menyukai dunia seni. Basuki Abdullah mendapatkan pendidikan formal seni di Akademi Seni Rupa Academie Voor Beldeende Kunsten Den Haag, Belanda. Biografi lengkap, contoh lukisan hingga ke analisis alirannya dapat dibaca disini Basuki Abdullah – Biografi dan Analisis Aliran Karya. Lukisan Naturalisme Basuki Abdullah Pantai Flores 1942 Contoh lukisan naturalis Pantai flores, oleh Basuki AbdullahReferensi Source Aliran naturalisme dalam pendidikan merupakan salah satu konsep pembelajaran yang mengakui pentingnya lingkungan alam sebagai media belajar yang efektif bagi anak-anak. Konsep ini menganggap bahwa anak-anak akan belajar lebih baik jika dibawa ke lingkungan alam dan dibiarkan untuk berinteraksi dengan alam. Oleh karena itu, aliran naturalisme mengusung konsep belajar dari alam, belajar sambil bermain, dan pengalaman langsung. Pendekatan aliran naturalisme mencoba untuk mengintegrasikan pemikiran tentang pembelajaran dengan lingkungan alam. Pada saat yang sama, konsep ini juga mengajarkan anak-anak untuk memperhatikan, menghargai, dan menjaga alam semesta. Naturalisme mendefinisikan lingkungan dan pengalaman alam sebagai sumber pembelajaran utama. Dalam aliran naturalisme, lingkungan alam menjadi lingkungan pembelajaran yang paling ideal. Gayung bersambut, anak-anak juga lebih memilih untuk belajar dan bermain di luar ruangan daripada di dalam ruangan. Lingkungan luar menyediakan banyak kesempatan bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas yang sehat, seperti berlari, menari, bermain bola, dan sebagainya. Alasan mengapa aliran naturalisme menjadi populer di Indonesia karena Indonesia sendiri adalah negara yang terkenal dengan kekayaan alamnya. Negara ini memiliki banyak sekali satwa dan tumbuhan endemik yang tidak ditemukan di tempat lain. Oleh karena itu, orang Indonesia mungkin merasa bahwa sangat penting untuk mengenalkan anak-anak dengan keindahan alam di tanah air mereka melalui pendidikan. Di Indonesia, implementasi aliran naturalisme dalam pendidikan dapat ditemukan dalam kurikulum sekolah, kegiatan kelas luar, dan kegiatan belajar mengajar yang diselaraskan dengan karakteristik lingkungan yang ada. Anak-anak diajarkan tentang lingkungan alam dan bagaimana mereka harus merawatnya. Dalam kegiatan kelas luar, anak-anak juga diajak untuk berinteraksi dengan alam dan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan alam. Pada saat yang sama, dapat mengembangkan rasa senang dalam diri anak-anak sedari kecil. Alasan lain mengapa aliran naturalisme menjadi populer di Indonesia karena lewat konsep ini, anak-anak dapat melihat keindahan alam Indonesia dan lebih peduli terhadap lingkungan, jadi mereka bisa menjadi generasi penerus yang peduli terhadap lingkungan. Selain itu, konsep ini juga meningkatkan kemampuan motorik anak-anak. Sehingga sambil belajar mereka juga dapat bermain dan beraktivitas. Implementasi aliran naturalisme dalam pendidikan memberikan manfaat yang cukup banyak. Anak-anak dapat belajar lebih baik di lingkungan yang sehat dan merasa lebih bahagia ketika mereka sedang berada di lingkungan alam. Lingkungan yang merangsang juga dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak-anak, sambil tetap memberi mereka kesempatan untuk mempelajari dasar-dasar akademik. Dalam hal ini, aliran naturalisme menjadi solusi alternatif yang sangat efektif dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak. Alasan lain mengapa aliran naturalisme menjadi populer di Indonesia adalah karena kurikulum pendidikan di Indonesia semakin berkembang dan mengalami perubahan. Ada banyak pendekatan terbaru dalam pendidikan yang sedang diadopsi di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam negeri. Seiring dengan itu, semakin banyak sekolah dan organisasi pendidikan yang beralih ke aliran naturalisme. Inovasi ini dinilai sebagai cara yang lebih efektif dan menyenangkan untuk belajar dan mengajar, terlepas dari usia, tingkat pendidikan, dan latar belakang pengalaman pelajar. Aliran naturalisme dalam pendidikan memungkinkan anak-anak untuk merasakan alam dan memperluas wawasan mereka. Dengan mempelajari sedikit dari alam, anak-anak diharapkan dapat belajar bagaimana merawat planet kita dan segala isinya. Oleh karena itu, semakin banyak organisasi dan layanan pendidikan yang memilih aliran naturalisme sebagai metode utama pembelajaran, semakin banyak juga anak-anak Indonesia yang dapat tumbuh cerdas dan peduli terhadap lingkungan sekitar mereka. Semoga hal ini akan merangsang pertumbuhan kesadaran lingkungan di kalangan pemuda Indonesia, sehingga Indonesia menjadi negara yang lebih peduli lingkungan di masa depan. Sejarah Perkembangan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Aliran naturalisme dalam pendidikan merupakan suatu pandangan filosofis yang mengaitkan antara manusia dan alam sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Aliran ini percaya bahwa manusia adalah makhluk alami yang baik dan mengasah kemampuan manusia sebagaimana sifat alaminya. Naturalisme tidak hanya dalam pendidikan tetapi juga dianut dalam seni dan sastra. Perkembangan aliran Naturalisme dalam pendidikan di Indonesia berawal pada zaman penjajahan Belanda. Berbagai pemikir dan tokoh pendidikan terkenal seperti Ki Hajar Dewantara dan Soetomo adalah beberapa sosok intelektual yang turut memasyarakatkan aliran naturalisme dalam proses pembelajaran. Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa. Pendidikan yang dijalankan di Taman Siswa menekankan pada keseluruhan individu. Pendidikan di sini luluh lantak tidak sekadar pembelajaran materi tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan siswa. Para siswa diasuh dan menerima fasilitas pendidikan yang memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia seperti kesehatan, hygiene, dan keamanan. Semua hal tersebut diarahkan kepada tujuan terpenting yaitu pengembangan pribadi siswa yang utuh dari segi kognitif, psikis, dan sosial. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, aliran naturalisme diimplementasikan dalam pembelajaran. Sekolah-sekolah mengadopsi metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik di dalam aktifitas pembelajaran sehingga mereka dapat mempelajari dan memahami materi melaui pengalaman langsung atau “learning by doing. Dalam konteks pendidikan, naturalisme sangat penting karena memperlihatkan bahwa lingkungan di sekitar kita memiliki pengaruh besar pada pembelajaran. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran guru sebagai fasilitator atau penggerak siswa dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip aliran naturalisme menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran dan peran guru adalah sebagai pembimbing yang membantu siswa dalam mengeksplorasi minat mereka dan menemukan jati diri mereka. Naturalisme mendorong pengembangan superioritas siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu, proses belajar akan lebih bermakna jika siswa diberikan kesempatan untuk belajar dan bertindak secara mandiri dan diperkenankan mengeksplorasi potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini, guru hanya berperan sebagai pengarah serta fasilitator dalam proses belajar. Pendidikan yang digerakkan oleh aliran naturalisme cenderung berorientasi pada kemanusiaan yang ditunjukan kepada keunggulan hilir-mudik holistik. Modernisasi yang sudah dalam kondisi globalisasi dapat membawa ke arah kehancuran, dan hanya dengan fondasi pembelajaran yang berbasis manusia baru dapat membawa Indonesia pada jalur pembangunan yang benar. Aliran naturalisme juga merujuk pada keberadaan manusia sebagai bagian dari lingkungan hidup. Oleh karena itu, aliran ini mengajarkan mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam. Pembelajaran lingkungan mulai diperkenalkan sehingga siswa dapat memahami pentingnya menjaga kelestarian alam dan bumi. Akhirnya, aliran naturalisme dalam pendidikan adalah sebuah pandangan yang penting terutama dalam membangun sumber daya manusia berkualitas dan juga dalam membangun negara Indonesia yang produktif dan mandiri dalam kaitannya dengan melihat konteks yang ada saat ini. Sejarah perkembangannya yang panjang dan pemikir-pemikir terkenal di Indonesia telah menghasilkan sistem pendidikan yang inklusif dan berfokus pada pengembangan siswa yang utuh dari segi kognitif, psikis, dan sosial. Prinsip-Prinsip Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Aliran naturalisme dalam pendidikan di Indonesia merupakan salah satu pendekatan yang muncul pada awal perkembangan pendidikan modern. Menurut aliran ini, pendidikan seharusnya lebih fokus pada anak dan mengarahkan mereka untuk mengeksplorasi dunia nyata dan belajar dari pengalaman langsung. Berikut adalah prinsip-prinsip utama aliran naturalisme dalam pendidikan di Indonesia 1. Menghargai Keunikan Anak Prinsip pertama aliran naturalisme adalah menghargai keunikan anak. Setiap anak memiliki bakat, minat, dan kecerdasan yang berbeda-beda, oleh karena itu, guru seharusnya memahami karakter masing-masing anak dan menghormati keunikan mereka. Hal ini dibutuhkan agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang mereka miliki tanpa merasa terkekang oleh aturan atau standar tertentu. 2. Mengembangkan Pembelajaran yang Personalized Prinsip kedua aliran naturalisme adalah mengembangkan pembelajaran yang personalized. Dalam konteks pendidikan modern, personalized learning telah menjadi trend dimana pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa. Hal ini juga menjadi fokus utama bagi aliran naturalisme. Guru seharusnya memahami bahwa setiap anak belajar dengan cara yang berbeda, oleh karena itu, pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat menyesuaikan gaya belajar masing-masing siswa. 3. Mengutamakan Pengalaman Nyata sebagai Sumber Pembelajaran Prinsip ketiga aliran naturalisme adalah mengutamakan pengalaman nyata sebagai sumber pembelajaran. Dalam praktiknya, hal ini berarti guru harus menggunakan konteks dunia nyata sebagai sumber belajar. Ketika anak belajar tentang mata pelajaran matematika, mereka tidak hanya belajar dari buku atau kertas, namun juga belajar bagaimana menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pengalaman langsung juga memberikan kesempatan pada anak untuk memahami secara lebih dalam konsep-konsep yang mereka pelajari. Dalam mengaplikasikan prinsip ini, guru harus membuka ruang yang cukup bagi anak untuk mengeksplorasi dunia nyata. Guru seharusnya berperan sebagai fasilitator, bukan sebagai sang pengontrol yang hanya memberikan instruksi dari luar. Anak harus diberi kesempatan untuk mencari sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mereka miliki dan memecahkan masalah dengan alat yang tersedia di sekitar mereka. Dalam hal ini, aliran naturalisme mengajarkan pentingnya pengalaman langsung untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. 4. Mendorong Kreativitas dan Inovasi Prinsip terakhir aliran naturalisme adalah mendorong kreativitas dan inovasi. Dalam aliran naturalisme, anak ditanamkan kepercayaan bahwa mereka dapat menjadi orang yang kreatif dan inovatif dalam mengatasi masalah atau menciptakan sesuatu yang baru. Guru seharusnya memberikan kebebasan dan ruang bagi anak untuk bereksplorasi dan menciptakan sesuatu yang baru. Dalam hal ini, aliran naturalisme sangat cocok dikembangkan pada anak usia dini yang sangat menggemari kegiatan ekspresi diri seperti menggambar, mewarnai, dan membangun sesuatu dengan bahan-bahan yang ada disekitar. Secara umum, prinsip-prinsip aliran naturalisme sangat penting untuk dijadikan pedoman dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Hal ini dibutuhkan karena setiap anak memiliki keunikan yang harus dihargai dan perkembangan mereka seharusnya didukung. Dalam hal ini, guru seharusnya menjadi fasilitator dan anak harus diberikan kesempatan yang cukup untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya. Dengan demikian, aliran naturalisme akan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan pendidikan di Indonesia. Kelemahan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan Aliran naturalisme merupakan salah satu aliran pendidikan yang menjunjung tinggi kebebasan anak untuk berkembang sesuai dengan alaminya. Namun, seperti halnya aliran pendidikan lainnya, aliran naturalisme memiliki kelemahan-kelemahan yang harus diketahui oleh pendidik dalam mengaplikasikan pendidikan ini di Indonesia. 1. Tidak Ada Standar Pendidikan yang Jelas Salah satu kelemahan aliran naturalisme adalah tidak adanya standar yang jelas dalam memberikan pendidikan kepada anak. Sebagai pendidik, kita harus memahami bahwa setiap anak memiliki kemampuan dan karakter yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebagai pendidik harus mampu memahami secara mendalam karakteristik dan kemampuan anak yang diajarinya dan membuat standar pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik anak tersebut. 2. Cenderung Menyepelekan Disiplin Aliran naturalisme cenderung menyepelekan disiplin dalam memberikan pendidikan pada anak. Masalah ini seringkali memberikan dampak buruk, karena anak menjadi tidak terarah dan cenderung mengikuti kehendak pribadinya. Sebagai pendidik, disiplin harus diterapkan untuk membentuk karakter baik pada anak dan memberikan struktur pada kehidupannya. 3. Kurang Efektif untuk Menyiapkan Anak Menghadapi Dunia Kerja Aliran naturalisme cenderung fokus pada pengembangan kreativitas dan kebebasan anak. Meskipun hal-hal tersebut penting, sebagai pendidik juga perlu memperhatikan persiapan anak menghadapi dunia kerja. Pengembangan keterampilan yang berguna dalam mendukung karir di masa depan juga harus menjadi perhatian dalam memberikan pendidikan pada anak. 4. Kurangnya Perhatian pada Peningkatan Kognitif Anak Salah satu kelemahan aliran naturalisme dalam pendidikan adalah kurangnya perhatian pada peningkatan kognitif anak. Anak-anak yang mendapat pendidikan dengan aliran naturalisme cenderung mengalami kesulitan dalam berpikir rasional dalam mengambil keputusan. Sebagai pendidik, kita harus mampu mengenali kelemahan ini dan berusaha meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan memberikan pendidikan yang baik dan terarah. 5. Sangat Bergantung pada Individu Aliran naturalisme dalam pendidikan juga sangat bergantung pada individu, baik itu anak atau pendidik. Anak memiliki kebebasan dalam mengembangkan dirinya, namun jika tidak dibimbing dengan baik, anak bisa terjerumus pada hal-hal yang salah dan merugikan. Sebagai pendidik, kita harus mampu memantau perkembangan anak yang diajar dan memberikan arahan yang benar. Kesimpulannya, aliran naturalisme dalam pendidikan memiliki kelemahan-kelemahan yang perlu diperhatikan oleh para pendidik. Meskipun aliran naturalisme dapat memberikan kebebasan dan kreativitas pada anak, aliran ini juga dibutuhkan keteraturan dan disiplin dalam memberikan pendidikan yang baik dan efektif bagi anak di Indonesia. Penerapan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan di Indonesia Pendidikan di Indonesia selalu berubah dalam merespon kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Salah satu aliran pendidikan yang populer adalah aliran naturalisme. Naturalisme adalah pandangan yang mengutamakan alam sebagai dasar pemikiran. Dalam konteks pendidikan, aliran naturalisme menekankan pada pengalaman diri sendiri sebagai bentuk belajar yang efektif. Pengenalan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan di Indonesia Aliran naturalisme dalam pendidikan muncul pertama kali pada abad ke-17 di Eropa. Pemikir-pemikir seperti Jean-Jacques Rousseau dan John Dewey menjadi pemimpin aliran ini. Saat ini, naturalisme dalam pendidikan mulai diterapkan di Indonesia. Tujuan utama aliran ini adalah membantu siswa untuk menjadi individu yang mandiri, kritis, dan bebas dalam memilih jalan hidupnya. Karakteristik Aliran Naturalisme dalam Pendidikan di Indonesia Sesuai namanya, aliran naturalisme dalam pendidikan menekankan pada pengalaman alami atau natural dalam proses belajar siswa. Guru harus menyajikan materi pelajaran dengan cara yang menarik dan menyenangkan agar siswa lebih mudah memahami. Selain itu, pendidikan naturalisme mengajarkan siswa untuk mandiri. Siswa diharapkan bisa mengambil tanggung jawab atas pembelajarannya sendiri, tanpa bergantung pada guru atau orang lain. Aliran naturalisme dalam pendidikan juga menekankan pada proses belajar yang kontekstual. Artinya, proses belajar harus dihubungkan dengan situasi yang ada di sekitar siswa, baik itu lingkungan, budaya, maupun organisasi sosial. Pendidikan naturalisme juga harus relevan dengan kehidupan nyata siswa. Penerapan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan di Indonesia Sudah banyak sekolah di Indonesia yang menerapkan aliran naturalisme dalam pendidikan. Sejumlah sekolah internasional, seperti Singapore School dan Semarang Independent School, mengadopsi aliran ini dalam kurikulum mereka. Selain itu, sejumlah perguruan tinggi juga sudah menerapkan aliran naturalisme dalam pendidikan. Universitas Ciputra Surabaya, Misro University, dan Telkom University adalah beberapa contohnya. Salah satu bentuk penerapan aliran naturalisme dalam pendidikan di Indonesia adalah pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan pada siswa untuk mengerjakan proyek yang mereka sukai dan tertarik. Hal ini membantu siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan menjadi lebih mandiri karena tanggung jawab terhadap proyek tersebut ada pada siswa. Selain itu, aliran naturalisme juga menerapkan pendekatan belajar dengan bermain. Siswa diajak untuk belajar dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Keuntungan dari Penerapan Aliran Naturalisme dalam Pendidikan di Indonesia Penerapan aliran naturalisme dalam pendidikan memiliki banyak keuntungan bagi siswa. Pertama, siswa dapat mengembangkan kemampuan kritis dan mandiri. Siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi mereka juga diajarkan untuk berpikir dan mengevaluasi sesuatu dengan mandiri. Kedua, siswa menjadi lebih sadar dengan konteks lingkungan dan budaya di sekitarnya. Dengan pendekatan kontekstual, siswa dapat memahami bahwa pendidikan harus relevan dengan kehidupan nyata. Ketiga, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Mereka tidak hanya menerima informasi, tetapi juga aktif dalam mencari informasi dan mengekspresikannya. Penutup Aliran naturalisme dalam pendidikan di Indonesia semakin populer. Penerapan aliran ini dapat membantu siswa menjadi mandiri, kritis, dan sadar dengan konteks lingkungan mereka. Sudah ada banyak sekolah dan perguruan tinggi yang menerapkan pendidikan naturalisme, dan ini memberikan banyak manfaat untuk siswa. Namun, sebagai siswa atau orang tua, kita juga perlu memperhatikan pentingnya nilai-nilai tradisional dalam pendidikan kita. Aliran naturalisme tidak boleh mengabaikan nilai-nilai moral dan budaya Indonesia yang sudah turun temurun. - Aliran seni lukis yang penggambarannya alami atau sesuai dengan keadaan alam adalah pengertian dari aliran naturalisme. Dikutip dari buku Studi dan Pengkajian Sastra Perkenalan Awal Terhadap Ilmu 2014 oleh Alfian Rokhmansyah, aliran naturalisme merupakan aliran yang mengemukakan bahwa fenomena alam yang nyata ini terjadi karena kekuatan alam itu sendiri yang berinteraksi sesamanya. Di dalam karya sastra aliran naturalisme adalah aliran yang juga menampilkan peristiwa sebagaimana adanya. Baca juga 12 Aliran Seni Lukis dan Tokohnya Sejarah aliran naturalisme Aliran naturalisme pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf pada abad ke-16, John Amos Comenius. John juga merupakan tokoh yang memperkenalkan aliran seni naturalisme dalam dunia pendidikan. Perkembangan aliran naturalisme cukup pesat, terlebih didukung oleh para tokoh-tokoh naturalisme lainnya. Salah satu contoh perkembangan aliran naturalisme yang dapat dilihat sampai sekarang adalah anatomi manusia dan hewan yang semakin akurat. Didukung dengan teknologi visual yang semakin maju. Perkembangan aliran naturalisme juga terlihat dari segi ilmu perspektif jaak jauh. Di mana para pelukis dapat mengaplikasikannya dalam lukisan untuk menggambarkan obyek lebih nyata. Sesuai dengan apa yang mereka lihat. Pada abad ke-17, penggambaran kondisi cuaca dan pencahayaan lukisan semakin lebih bagus dan halus. Terlihat semakin nyata dengan apa yang dilihat. Baca juga Aliran-aliran dalam Dunia Sastra Ciri aliran naturalisme Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ciri-ciri aliran naturalisme, yaitu Aliran yang merupakan apresiasi dan bentuk kekaguman para seniman kepada alam. Melukiskan keindahan sesuai dengan kenyataannya, tanpa melebihkan atau menguranginya. Teknik-teknik serta keterampilan dari seniman adalah hal yang sangat utama. Naturalisme lebih menekankan antara kemiripan lukisan dengan yang ada pada obyek aslinya. Mengangkat tema mengenai pemandangan yang nyata, seperti keindahan alam. Tidak hanya menampilkan berbagai lukisan yang indah, tetapi akan menampilkan kemurniannya. Tokoh-tokoh aliran naturalisme Beberapa tokoh aliran naturalisme, yakni Faktualisme merupakan teori nan menyepakati “nature” alam ibarat keseluruhan realitas. Istilah “nature” sudah lalu dipakai internal makulat dengan bermacam-jenis arti, berangkat berpunca mayapada fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem jumlah mulai sejak fenomena ira pengembang perian. Natural adalah marcapada yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam. Istilah naturalisme yaitu sebaliknya bermula istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap standard dengan adanya guna yang terserah wujud di atas maupun di luar alam Harold H. Titus 1984 Materialisme yakni suatu istilah nan sempit berusul dan merupakan bentuk berusul naruralisme yang cacat. Namun demikian revolusi ini pada hasilnya bertambah populer berpangkal plong induknya, naturalisme, karena pada hasilnya menjadi idiologi utama pada negara-negara sosialis seperti Uni Soviet kini Rusia dan Republik Rakyat cina RRI. Matrealisme umumnya mengatakan bahwa di mayapada ini tak suka-suka kecuali materi, atau bahwa nature standard dan dunia fisik adalah satu. Banyaknya pemikiran-pemikiran dari para pakar filsafat masa lampau yang menghasilkan banyak menghasilkan perputaran dalam makulat. Semua aliran yang didasari atas pemikiran yang benar-benar tersebut dilatar belakangi maka dari itu banyakfaktor yang tidak ekuivalen. Diantara sekian banyak aliran filsafat tersebut, satu diantaranya yaitu rotasi Naturalisme. Aliran Faktualisme yang mutakadim disebutkan seperti diatas, Faktualisme ini lahir puas abad ke-17 dan mengalami perkembangan pada abad ke-18. Naturalisme privat penerapan revolusi pembelajaran atau pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah berpokok seorang anak adalah kedua orang tuanya. Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran Realisme di parasan pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan jalan alam. Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua basyar, karena kemampuanya internal berfikir. Peserta ajar harus dipersiapkan kepada dan bikin TUHAN. Untuk itu pendidikan yang bermakna dengan pandanganya yaitu Pendidikan ketuhanan, adab dan Akademikus. Pendidikan tidak semata-mata sebatas kerjakan menjadikan seseorang mau sparing, melainkan juga kerjakan menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana. Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut responsif naturalis terlazim di tiba sejak jauh periode sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah adalah radiks utama kedatangan aliran faktualisme dalam pendedahan karena sparing merupakan sesuatu yang natural,oleh karena itu fakta bahwa keadaan itu memerlukan pencekokan pendoktrinan juga adalah sesuatu yang natural juga. Responsif faktualisme memandang suhu enggak mengajar subjek, melainkan mengajar murid. Pengambil inisiatif makulat pendidikan Naturalisme merupakan John Dewey, disusul oleh Morgan Cohen yang banyak mengecap karya-karya Dewey. Mentah kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Herman Harrell Horene, dan Herbet Spencer yang menulis anak kunci berjudul Education Intelectual, Akhlak, and Physical. Terdapat 5 lima intensi pendidikan reaktif faktualisme yang sangat terkenal yang diperkenalkan Harbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “Guna-guna Pengetahuan Segala Yang Minimal Berharga?” Kelima tujuan itu yakni 1 Konservasi diri 2 Mengendalikan kebutuhan hidup 3 Meningkatkan anak ajar 4 Memelihara hubungan sosial dan politik 5 Menikmati waktu luang Spencer juga menjelaskan 6 heksa- prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme. Delapan mandu tersebut ialah 1 Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam 2 Proses pendidikan harus mendinginkan bagi anak pelihara 3 Pendidik harus bersendikan kesertamertaan dari aktivitas momongan 4 Memperbanyak guna-guna pengetahuan merupakan bagian bermanfaat dalam pendidikan 5 Pendidikan dimaksudkan untuk kondusif jalan fisik, bersama-sama pengambil inisiatif 6 Praktik mengajar yaitu seni menunda 7 Metode intruksi dalam ki melatih menggunakan cara induktif 8 Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi tunggul akibat mengerjakan kesalahan. Kalaupun dilakukan ikab, hal itu harus dilakukan secara sistematik. Penutup Deduksi Aliran naturalisme memandang bahwa anak adam diciptakan semoga boleh belajar dan berfikir bikin pula kepada penciptaNya, privat situasi ini implikasi di dunia kasatmata bahwa proses pendidikan dilakukan dengan berafiliasi kepada prinsip keTuhanan. Implikasi di bidang pendidikan terhadap aliran naturalisme memandang bahwa sekolah merupakan hal terdepan yang akan mengembankan proses belajar tiap siswa didik kerjakan dapat menemukan dan mengembangkan kepribadiannya dengan memperhatikan kerakteristik dan jalan alam yang terserah. Kelebihan utama arus ini indi adalah penghargaannya yang tangga terhadap alam , termasuk anak yang lahir secara saintifik akan cenderug baik. Kritis ini bisa melahirkan manusia-manusia yang demokratis, sebab segala sesuatu dikembalikan pribadi masing-masing. Maka itu Subek Sarisih_PBSI-A_ STKIP PGRI Pacitan Navigasi karangan ide kita untuk kita Source

contoh aliran naturalisme dalam pendidikan